EbMBK9LV3U2J5pqb5aBuXdjmVrgXJ3azcHngXLqi
EbMBK9LV3U2J5pqb5aBuXdjmVrgXJ3azcHngXLqi

Bagian dari Komunitas:

Bookmark

Pengalaman Menjadi Tim Vaksin Corona

Setelah sebelumnya cuma bisa memandangi suami yang jadi tim vaksin wara-wiri setiap hari menyambangi titik lokasi vaksin. Beberapa hari yang lalu, akhirnya aku mendapatkan pesan kalau slot tim vaksinasi di Rumah Sakit tempatku bekerja sedang kekurangan orang, salah satu senior di Instalasi Farmasi sedang mencari tenaga tambahan untuk pengaplusan vaksin dengan catatan: diperlukan segera! 

Kebetulan jadwalku libur, dan setelah izin dengan suami, katanya boleh. Hitung-hitung untuk menambah pengalaman. 

Tapi saat itu aku kurang percaya diri karena sudah lumayan lama tidak masuk shift apus obat ke ruangan. Takut tidak sesuai karena terakhir bertugas ke ruang anak dan picu nicu, dosisnya kueciiil banget. Sampai-sampai aku tuh takut kalo kekurangan/kelebihan dosis. 

Nah, apalagi dosis vaksin covid-19 ini kan juga sama. Kecil, cuma 0,2cc ya kalau gak salah. Takut tremor karena gugup terus lebihan jadi 0,21cc atau 0,22cc atau malah kekurangan dosis. 
Beneran deh, keren banget profesi yang namanya perawat profesional itu gaes, bisa tepat dalam pengaplusan. Aku harus banyak belajar lagi kalau mau secekatan Midori di dorama Unsung Cinderella. 

Oke, kembali ke konteks... 

Aku ditelpon setelah sholat maghrib untuk persiapan besok hari. Katanya tim standby di lokasi jam 7 pagi. 

Hmmm, jujur ya gaes.
Awalnya aku tuh agak kurang yakin bisa on time karena nggak ada persiapan rumah tangga buat besok pagi sama sekali karena mikirnya libur jadi bisa lebih santai di rumah. Belum lagi di jalan bisa makan waktu 40menitan dari rumah. 

Ini nih, baru sadar pentingnya tetap siap siaga meskipun sebenarnya bisa santai. 
*catet*

Malam itu aku ngebut melakukan persiapan untuk besok hari. 
Persiapan anak sekolah, seragam kerja suami, memastikan bahan makanan siap, seragam kerja tinggal pasang, daan tidak lupa nonton latihan mengaplus obat dulu step by step. Mulai dari cuci tangan, pakai handscoen, dan seterusnya sampai cuci tangan lagi. Sambil nanya-nanya juga sama suami yang duduk di samping, karena jujur, lebih takut salah aplus obat daripada besok juga ikut divaksin. Ini gimana caranya malah nakesnya yang overthinking malam-malam. 😂

Done. Sudah belajar secukupnya, sambil mikir yang positif-positif akan terjadi besok, akhirnya memejamkan mata setelah setting alarm subuh. Takut molor euy, siapa tahu otak nggak nangkep kalau besok kita bakal kerja. 
*masih overthinking*

Ternyata, aku khawatir untuk hal yang tidak perlu. Alarm belum bunyi tapi mata sudah bangun sendirinya. Terimakasih hormon kortisol, akhirnya overthinkingku berguna! Wkwk

Lanjut mengerjakan semua yang sudah disusun sebelumnya, dan sampai ke lokasi vaksin jam 07:05 lalu langsung ke kursi petugas dalam bilik vaksin sesudah cuci tangan 

Bismillah. Insya Allah lancar. Aamiin! 
Ternyata antusias untuk vaksinasi cukup besar. Buktinya, saat menunggu vaksin siap digunakan, masyarakat dan juga nakes yang duduk di kursi tunggu sudah banyak. 

Oh iya, vaksin ini ternyata tidak bisa langsung bisa digunakan setelah keluar dari box penyimpananya. Tapi harus didiamkan beberapa saat di suhu ruang, dan harus melewati beberapa tahap pengaplusan yang lumayan spesifik, misalnya ada step yang mengharuskan vial dibolak-balik manual sebanyak 10x dan tidak boleh dikocok. 

Tantangan pengaplusan yang paling gede: gelembung udara! 

Haha ini nih. Senior perawat sudah selesai aplus 3 spuit. Saya dan rekan apoteker disebelah saya baru satu atau dua. Saya tengok betul-betul spuitnya ada gelembung atau nggak. Dan kalau ada sebiji keciiil aja, rasanya pengen saya getok spuitnya. 😂 

Selain gelombang udara, tekanan udara dalam vial juga salah satu hal yang jadi tantangan karena bikin vaksin sulit ditarik ke spuit.

Vaksinasi yang dimulai dari pukul 07:30 pagi selesai sekitar jam 16:00 sore setelah sempat rehat sesaat jam 12:30 siang untuk istirahat, sholat dzuhur dan makan siang. 

Oh iya, catatan kecil kalau yang menyuntikkan vaksin kali ini dokter senior, beberapa diantaranya adalah Ibu direktur RS dan Ibu wakil direktur. Gimana nggak ketar-ketir dalam hati. Masya Allah... 

Alhamdulillah kelar dan lancar semua tahapannya. Meski tidak sempurna tapi sudah melakukan sebaik-baiknya. Semoga jadi pelajaran ke masa yang akan datang. Sampe dicatat ke blog nih supaya kalo ingat bisa langsung baca lagi. 😄

Sampai sini dulu sharing pengalaman sebagai Tim Vaksinasi. Terimakasih sudah membaca ya. 

Have a nice day! 
1 comment

1 comment

Halo, terimakasih banyak sudah mampir yaa :)
Silakan tinggalkan komentar, Insya Allah saya kunjungi balik ^^
  • Amalia
    Amalia
    Thursday, 13 April, 2023
    pengalaman yang sangat menarik. terima kasih telah ikut serta dalam mengembangkan vaksin untuk melawan virus corona. saya sangat terharu saat membaca cerita pengalaman anda
    Reply