EbMBK9LV3U2J5pqb5aBuXdjmVrgXJ3azcHngXLqi
EbMBK9LV3U2J5pqb5aBuXdjmVrgXJ3azcHngXLqi

Bagian dari Komunitas:

Bookmark

Pengalaman Memasang dan melepas IUD


Halo!

Akhirnya bikin postingan tentang pengalaman melepas IUD, padahal awalnya pengen sharing pengalaman memasang IUD doang, nggak apa-apa deh ya, jadi tulisan kali ini utuh merangkum semua perjalanan takut-senang saya selama menggunakan IUD selama 4 tahun, alasan, tips, sampai rincian biayanya juga saya tulis deh nanti di ending. Pokoknya ini adalah rangkuman semua yang saya rasakan selama menggunakan kontrasepsi IUD ini. Komplit dan istimewa pake telor.

Oh iya, sebelumnya kita harus kenal dulu dengan kontrasepsi oke yang satu ini...

#1 | Apa sih IUD itu?


IUD merupakan singkatan dari intrauterine device (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim atau dalam bahasa Indonesia disingkat AKDR). Alat kontrasepsi ini juga dikenal dengan sebutan kontrasepsi spiral. Cara kerjanya adalah dengan menghambat gerakan sperma menuju rahim untuk mencegah pembuahan, sehingga tidak terjadi kehamilan.

Dulu bentuknya seperti yang kiri, beneran spiral. Sekarang lebih ke 'T'


#2 | Alasan Memilih IUD

1.) No Hormonal

Ini adalah alasan utama kenapa saya switch ke IUD. Mengurangi efek samping KB (jerawatan, bikin gendut dll) sekalian dengan niat supaya nggak perlu terpapar dengan hormon rekayasa. Stase maternitas saat Abah kuliah ternyata membuka wawasan baru tentang dunia rekayasa hormonal yang ternyata perlu diwaspadai.

2.) Lebih praktis dan Efektif 

Sekali pakai, beres. 

Nggak perlu lagi minum atau suntik dalam kurun waktu yang pendek. Apalagi KB pil yang harus disiplin diminum setiap hari di jam tertentu. Definisi KB Merdeka karena bisa praktis dalam penggunaannya, ditambah dengan efektivitasnya yang tinggi mencapai 99%. Meski lumayan pricey diawal namun nggak mesti beli setiap bulan, tapi 3-10 tahun tergantung merek. Best deal sih ini kalau kita mau hitung-hitungan dengan jenis kontrasepsi yang lain👌

Rekomended untuk yang kadang lupa kek saya

3.) Sering ada program dari BKKBN terkait IUD

Jadi waktu itu kebetulan dapat IUD program dari KBBN di kabupaten saya tinggal. Cus nggak mikir panjang lagi untuk memasang, apalagi ada temannya sesama pengguna IUD pertama kali. 


#3 | KB yang Sebelumnya Pernah Dipakai

Sebelumnya saya adalah pengguna KB pil dan KB suntik. Untuk pengalaman dan plus minus saya menggunakan kontrasepsi pil serta suntik sudah pernah saya tuliskan di postingan terpisah ya ^^

Untuk KB suntik saya pernah mencoba KB suntik 1 bulan ulasan lengkapnya disini, sedangkan untuk KB pil saya pernah mengulasnya disini

#4 | Pengalaman Memasang IUD


Sakit gak ya? Sakit gak ya?

Hahaha... Jujur deh, itu adalah pertanyaan pertama yang muncul di benak saya waktu pertama kali berniat untuk memasang IUD. Untung waktu itu masih belum trending Dilan Cepmek yak, gak kebayang saya ditanyain balik "Kamu Nanyeee?" sama Ibu Bidan yang membantu memasang. 😂


Kalau saya throwback lagi proses pemasangan IUD, sebenarnya prosesnya mudah dan nggak selama yang saya kira. Saya punya sefruit tips yang sudah saya rekap untuk jadi bahan persiapan dan bayangan gimana pemasangan IUD supaya lebih nyaman:

❤  1. Step awal: Niat!

Jangan tegang, lemaskan badan seperti akan disuntik. Relaks, pokoknya tenangkan diri dan hati. Percaya deh kalau ini tuh prosesnya mudah banget, ngilunya nggak sebanding dengan nyeri melahirkan. Memasang untuk kebaikan diri sendiri juga, jadi benerin niat dan tenangkan hati setenang-tenangnya. Rileks dan santai.

❤  2. Pemasangan dan pelepasan IUD lebih baik dilakukan saat sedang menstruasi. 

Kenapa? karena saat haid keadaan mulut rahim effortless melonggar sehingga bisa mengurangi rasa ngilu saat dilakukan tindakan. 

Saya sendiri melakukan pemasangan IUD di hari ke-5 haid dengan asumsi haid sudah sedikit, sedangkan melepaskan IUD di haid hari ke-3. Sebaiknya melepas dan memasang ini memang dilakukan sambil memantau keadaan haid, kalau sedang puncak-puncaknya pasti kita pun juga akan jadi lebih risih. Ada baiknya kalau agak 'belantara' juga ditebang dulu supaya bersih dan nyaman.

❤  3. Sebelum dipasang, rahim kita akan diperiksa terlebih dahulu. 

Jujur di pemeriksaan ini saya baru tahu tentang beberapa fakta tentang rahim saya sendiri, misalnya ternyata jenis rahim saya tergolong bukan rahim yang panjang. Terus, ada sedikit erosi juga yang bikin saya panik, tapi ternyata minor banget dan Alhamdulillah nggak ada masalah dengan IUD yang akan dipasang. 


❤ 4.  Proses pemasangan, sakit gak sih?

Trivia: posisi saat IUD dipasang itu seperti posisi melahirkan. 

Tapi tenang, nggak sengeri itu kok. Nggak ada kontraksi seperti melahirkan. Prosesnya pun nggak lama, paling cuma 5 menit, udah deh kelarrrrr semua prosesinya. Lebih lama nyiapin mentalnya hahaha

Terus, yang paling sering ditanyakan nih, sakit ga proses pemasangan IUD? 

Saya sih ga ada merasa apa-apa ya... Daripada sakit mungkin lebih ke ngilu? 

Iya. Ngilu karena merasa daerah sensitif kita dibuka menggunakan alat medis yang terbuat dari Stainless steel bernama cocor bebek/spekulum.
Ngilu karena kita tahu kalau ada sesuatu yang asing akan bergabung dengan diri kita. 
Ngilu karena this is our first time to do so. 

Jadi kuncinya apa? Relaksss... 
Jangan takut supaya ototnya gak tegang. Begitu kata ibuk Bidan. ^^

Lagipula, cuma sesaat kok perasaan gak enaknya. Lebih sakit lagi melahirkan kalau misalnya nggak menggunakan KB. *eaaa



❤ 6. Minum obat antibiotik dan obat nyeri yang diresepkan oleh dokter (jika perlu). 

Sepulang saya memasang IUD, saya diberikan painkiller paracetamol 500mg kalau-kalau ada nyeri, dan tak lupa juga antibiotik untuk mencegah adanya kemungkinan infeksi. 

Untuk obat nyeri sih optional ya, cuma untuk jaga-jaga karena adaptasi awal dengan sesuatu yang baru bisa ada rasa kurang nyaman. Kalau antibiotik saya minum teratur karena takut infeksi bund, apalagi sebelumnya ada dijelaskan kalau rahim saya ada sedikit erosi, jadi sekalian saja niatnya buat pengobatan. 

Paracetamol dan antibiotiknya masing-masing diberikan satu keping (10 biji). Paracetamol saya minum di awal-awal doang karena memang ada rasa aneh yang saya rasakan setelah IUD dipasang tapi cuma sebentar jadi saya stop deh di hari kedua/ketiga, kalau antiobiotik saya konsisten minum dua kali sehari sampai habis (sekitar 5 hari).

❤ 7. Anu, setelah pasang IUD kapan ya boleh berhubungan? 

Naah, ini kan yang setiap pasutri tanyakaaan. Jujur deh, saya juga pernah kepikiran pertanyaan ini. hehe

Dulu pas saya memasang IUD kan statusnya masih menjalani Long Distance Marriage dengan suami, jadi saya nggak nanya dengan nakesnya kapan boleh karena saya sedang berjauhan dengan partner, sedang menganggur. wkwk

Namun melansir dari HaloDoc, sebenarnya nggak apa kalau langsung tancap gas, tapi baiknya memang tunggu dulu lah 1x24 jam. Termasuk singkat sih ya masa tunggunya daripada KB pil yang sebelumnya saya pakai, harus minum H-7 hari dulu. Lama bangeet euy. :')


❤ 8. Jangan lupa untuk cek rutin. 

Sebenarnya disarankan untuk melakukan pengecekan minimal 1 minggu setelah pemasangan, 2 bulan sesudahnya, kemudian setiap 6 bulan berikutnya, tapi saya nggak bisa sering-sering periksa karena waktu itu harus ke Kandangan dulu untuk bisa bertemu dengan Dokter Obgyn perempuan di klinik Cahaya Imani Kandangan jadi saya cuma cek sekitar 6 bulan kemudian. Alhamdulillah nggak kenapa-kenapa jadi bisa lanjut terus sampai akhirnya tahun kemarin dilepas.

Dokter menyarankan untuk menjaga aktifitas fisik selama kurang lebih seminggu setelah menggunakan IUD. Selama itu juga kita tidak boleh melakukan aktivitas fisik yang terlalu berat, tidak boleh angkat berat, serta apabila terasa ada nyeri segera beristirahat.

Secara keseluruhan, pantangannya tidak terlalu memberatkan. Cincai la~ 

#5 | Pengalaman Melepas IUD


Saya tuh udah prepare mental untuk masuk ke step ini. Karena sebelumnya pernah mendengar tentang curhat senior yang IUD beliau mengalami pelengketan, saya jadi ikutan parno. Padahal kata dokter semuanya oke dan nggak ada yang salah. Lagi-lagi, beban pikiran itu nyata ya gaes. karena...
... Melepasnya ternyata jauuuh lebih mudah!

Intinya, selama ini saya worry untuk hal yang tidak perlu gaes wkwkwk. Tahu begini saya nggak akan kelamaan mikir deh. Prosesnya nggak sakit sama sekali kalau menurut saya, lebih ke... apa ya? Mungkin sama seperti saat pemasangan IUD. Cenderung ke ngilu. 

Lagi-lagi perasaan begitu mungkin karena penggunaan spekulum dan kesadaran kalau akan ada tindakan di tubuh bagian bawah kali ya. Tapi beneran. melepas IUD kalau dalam keadaan normal, kita rileks dan ditangani oleh professional prosesnya paling tiga menit selesai. Cepet lah, kaya bikin mie instan.

Saya melepas IUD di hari keempat haid, dimana mens tinggal sedikit namun posisi mulut rahim masih terbuka lebar.

#6 | Biaya Melepas dan Memasang IUD


Biaya memasang IUD sebenarnya bervariasi, tergantung tempat dan juga merk dari IUD yang akan digunakan. Sekilas info, BPJS Kesehatan juga mengcover IUD lho. Jadi sebenarnya kita bisa mendapatkan layanan KB ini di fasilitas kesehatan milik pemerintah ataupun swasta yang melayani BPJS (sudah jadi faskes pertama).

Nah, kebetulan saya masuk kategori ini karena waktu itu ada pembagian IUD dari BKKBN. Sehingga cost saya untuk beli alat IUD adalah Rp. 0,- .

Namun tentu karena memasangnya harus di bawah tenaga professional, jadi saya spend sekitar Rp.400.000,- untuk nakes yang membantu pemasangan. Namun karena beliau tidak mau memasang tarif untuk kami, akhirnya biaya pemasangan cuma jadi Rp.100.000,- . Itupun karena kami memaksa. :')

Kalau di klinik swasta, biaya pemasangan IUD merek Nova-T tahun 2021 sekitar 1,5jt dan ditangani oleh dokter spesialis obgyn. 

Kalau melihat harga IUD (saja) di apotek, maka beda merk akan berbeda pula harganya, mungkin hal ini juga akan berpengaruh dengan total cost pemasangan.

Nah, kalau biaya melepas IUD yang saya lakukan kemarin sekitar Rp.300.000,-. Biaya ini sudah termasuk konsultasi, tindakan, dan satu box vitamin berisi 30 biji kapsul untuk persiapan promil.

#7 | Plus dan Minus Penggunaan Kontrasepsi IUD


Nah, ini. Sebenarnya panjang-pendek leher rahim kemungkinan berpengaruh dengan 'feel' yang dirasakan saat melakukan hubungan. Setidaknya ini yang saya rasakan juga. Memang sebenarnya bukan masalah yang besar, tapi untuk pasangan kita sebaiknya kita tanyakan dulu... Hihi

Ok, saya mau merangkum positif dan negatifnya KB IUD yang saya rasakan;

 Positif 

(+)  Pertama dan utama: tidak menganggu kerja hormon. Lebih tepatnuya tidak mempengaruhi hormon jika menggunakan IUD non hormonal. Ini nilai plusnya juga adalah jika dilepaskan, bisa langsung promil karena tidak perlu penyesuaian hormon seperti penggunaan KB pil atau KB suntik.

(+) Simpel dan tidak ribet 'maintenance'nya, sangat cocok untuk yang kesulitan menjalankan KB harian/bulanan seperti minum pil atau suntik bulanan. Ini juga salah satu alasan kenapa saya memutuskan menggunakan IUD: karena saya orangnya kadang-kadang bisa lupa. Kalau lupa menggunakan KB berabe sis! wkwkwk

(+)  Kalau dihitung-hitung sebenarnya lebih murah. Meskipun di awal tentu saja rasanya berat, tapi cukup dibayarkan sekali itu.


(+)  Efek sampingnya ke badan lebih ringan daripada jenis KB lainnya. Nggak jerawatan, berat badan nggak bertambah, menstruasi juga teratur seperti biasa. 

 Negatif 

(-) Tidak bisa digunakan oleh orang yang alergi tembaga

(-) Tidak cocok digunakan oleh orang yang rahimnya rendah

(-) Ada kemungkinan alat bisa berpindah posisi. Tapi ini jarang ya gaes, Insya Allah bisa kita cegah dengan memasang dengan ahlinya serta rutin USG per 6 bulan. 

(-) Nggak ada KB yang 100% ya gaes, selalu ada kekuranganya karena kesempurnaan hanyalah milik Allah ï·»

KB IUD juga memiliki kemungkinan hamil, namun kurang dari 1% alias nggak sampai 1 persennya. Ada, tapi dikit gitulah gaes.

Kesimpulannya....

Pengalaman saya menggunakan IUD selama 5 tahun ini Alhamdulillah tidak ada keluhan yang berarti. Jadwal haid normal dan lancar, paling ya durasi haid yang lebih lama karena biasanya 1-2 hari awal hanya flek dan hari 3-4 puncak, lalu disambung hari ke 5-6 haid dengan flow yang lebih rendah lagi. Keputihan ada sedikit, tapi tinggal rutin mengganti celana dalam dan memakai Betadine Feminime biasanya sembuh sendiri, masih batas normal lah. 

Itulah cerita pengalaman saya memasang dan melepas IUD. InsyaAllah kenyataannya nggak semenakutkan yang dikira ya bund. Semoga bermanfaat khususnya untuk yang ingin memasang IUD ataupun melepas IUD.

Terima kasih sudah mampir membaca blog ini  :)

Post a Comment

Post a Comment

Halo, terimakasih banyak sudah mampir yaa :)
Silakan tinggalkan komentar, Insya Allah saya kunjungi balik ^^