EbMBK9LV3U2J5pqb5aBuXdjmVrgXJ3azcHngXLqi
EbMBK9LV3U2J5pqb5aBuXdjmVrgXJ3azcHngXLqi

Bagian dari Komunitas:

Bookmark

Mencoba Detoks Sosial Media

Detoks media sosial? 

Well, sebagai orang yang pernah (dan Insya Allah masih) menjadikan sosial media sebagai media mencari rezeki, bukanlah sesuatu yang mudah untuk bisa mengurangi penggunaan sosmed seperti Instagram. Tapi belakangan ini, saya sedang mencoba untuk melakukan detoks media sosial. 

Apa sih detoks sosmed itu? 
Dan bagaimana mengaturnya? 

Saya mau menulis singkat jawabannyadari pengalaman saya tiga minggu tidak menggunakan Instagram di tulisan kali ini. 



Pengalaman Menggunakan Media Sosial 


Siapa saja yang pernah main social media (terutama Instagram) pasti tahu kalau sosial media merupakan platform yang bisa menjadi ajang untuk menunjukkan eksistensi kita, konten yang ada ada di beranda kita tergantung penggunanya (orang yang kita follow) menggunakan untuk sesuatu yang positif atau justru sebaliknya. 

Bagi pekerja seni misalnya, Instagram menjelma menjadi platform yang sangat baik untuk menjadi portofolio guna meyakinkan klien dengan hasil pekerjaan kita. Di Instagram juga banyak orang membagikan hal-hal yang bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari. Namun sisi negatifnya juga ada, Instagram sering membuat kita terlena dengan betapa besar dan gemerlapnya dunia ini, betapa kamu kecil dan bukan siapa-siapa. 


Nah, untuk saya pribadi, salah satu alasan kenapa saya memutuskan untuk melakukan detoks sosial media adalah karena beberapa waktu belakangan ini isi beranda saya benar-benar tidak sehat. 

Hal itu membuat hati saya merasa lelah. Saya jadi uring-uringan, insecure, kesal dan pengen julid dengan postingan orang lain. Saya pun sadar kalau hal yang saya rasakan itu merupakan emosi negatif yang berdampak tidak baik terhadap mental saya. 

Perlukah untuk Menghapus Media Sosial Kita ? 


Ini semua tergantung orangnya. Jika memutuskan untuk benar-benar berhenti dan mampu untuk melepaskan diri, maka tindakan menghapus sosial media bisa dijadikan pilihan yang tepat. 

Namun untuk saat ini, akun Instagram saya @syunamom masih punya beberapa alasan yang mencegah saya untuk menghapusnya secara permanen. Saya pun memutuskan untuk melakukan detoks saja, alias tidak membuka dan melakukan posting apa-apa disana. Termasuk tidak membuat IGS. 

Jika ada postingan yang saya rasa toxic dan tidak sesuai dengan saya muncul di beranda ataupun timeline, maka sementara ini saya masih bisa memencet tombol mute, hide, ataupun unfollow agar tidak terlalu mengganggu. 


Tentang Detoks sosmed (Istirahat dari Sosial Media) 


Tadinya saya mengenal tentang detok sosial media dari salah satu tulisan seseorang yang saya temukan di internet tentang Solitude, atau gaya hidup yang bertitik pada ketenangan. 

Solitude is a state of being alone without being lonely and it can lead to self-awareness (sumber: psychology today).

Saya merasa tertarik dengan konsepnya yang sederhana sehingga selama tiga minggu saya berkomitmen untuk tidak membuka dan mengunggah apapun di Instagram. Saya juga mematikan notifikasi pemberitahuan Instagram story dan postingan terbaru dari beberapa penulis favorit dan orang inspiratif yang saya sukai.

Perasaan yang saya rasakan adalah :

❤️Saya merasa lebih tenang dan teratur melakukan sesuatu di dunia nyata, alias menjadi lebih produktif. Saya bisa menulis di buku tulis dan juga belajar untuk persiapan ujian lebih banyak. 

❤️ Mengurangi distraksi terhadap sosial media yang buang-buang waktu dan kuota. 

❤️ Mengurangi rasa ketergantungan terhadap gadget. Melatih mengendalikan diri sendiri agar tidak perlu scrolling terlalu banyak dan silau dengan kehidupan di alam maya. 

❤️  Membantu banyak untuk membatasi diri agar tidak oversharing hal yang seharusnya menjadi konsumsi pribadi saja. 

Nah, kira-kira begitu dulu tulisan saya hari ini tentang pengalaman saya melakukan Detoks Sosial Media. 

Saya saat ini memang kembali menggunakam Instagram, tapi saya benar-benar merasakan efek dari tiga minggu puasa sosmed. Saya menjadi mindfull dengan penggunaannya. Sekarang saya melakukan target yang sama untuk Twitter. Doakan saya berhasil ya! 😁




Post a Comment

Post a Comment

Halo, terimakasih banyak sudah mampir yaa :)
Silakan tinggalkan komentar, Insya Allah saya kunjungi balik ^^