EbMBK9LV3U2J5pqb5aBuXdjmVrgXJ3azcHngXLqi
EbMBK9LV3U2J5pqb5aBuXdjmVrgXJ3azcHngXLqi

Bagian dari Komunitas:

Bookmark

Pengalaman Mengatasi Diare pada Keluarga



Pengalaman Mengatasi Diare Keluarga - Siapa saja bisa terkena diare, entah itu bayi, anak kecil, orang dewasa, sampai lansia, semua golongan usia mempunyai resiko terkena sakit diare. 

Keluarga besar kami punya beberapa catatan hitam soal diare, terutama dari kakak saya yang punya tiga orang anak kecil di rumah. Sakit diare yang cukup menyita perhatian saya terjadi pada akhir tahun kemarin. Saat itu ada wabah diare di Rantau, kota tempat tinggal saya di Kalimantan. Ada banyak anak kecil yang terkena sakit diare. Poli anak di Rumah Sakit setempat nyaris penuh dan hampir semua pasiennya adalah anak dengan keluhan diare. 🙁

Wabah seperti ini oleh orang Kalimantan disebut dengan istilah 'sampar'. Kejadian ini biasanya terjadi di pergantian musim panas menuju musim hujan ataupun sebaliknya.  Dalam dunia kesehatan, hal ini mungkin lebih dikenal dengan istilah 'musim pancaroba'.

Salah satu keponakan saya, Syifa, yang masih duduk di kelas 4 SD bahkan juga harus dilarikan ke Unit Gawat Darurat (UGD) Rumah Sakit untuk mendapatkan bantuan medis lebih lanjut karena sudah terlalu lemas akibat BAB yang frekuensinya terlalu intens.

Saat itu saya sedang sibuk-sibuknya persiapan menjelang wisuda, saya harus bolak-balik Rantau-Banjarmasin dan terkadang menginap di luar kota. Namun saya tetap bisa update tentang kondisi Syifa di rumah sakit karena  di grup Whatsapp keluarga karena kakak selalu berbagi perkembangan kesehatan Syifa.

Kakak saya waktu itu sedang dalam status Long Distance Marriage dengan suaminya yang sedang melanjutkan sekolah di pulau Jawa.

Sebagai working mom dengan tiga anak tanpa ada bantuan ART. Saya merasa khawatir dengan sibuknya aktivitas kakakmengurus segala tetek-bengek rumah tangga dan juga pekerjaan, tapi situasi saya juga tidak memungkinkan untuk membantu. 😔

Menjadi Ibu memang harus tanggap dan juga penuh perhatian pada keluarga, saya bisa melihat hal itu dari kakak. Meskipun aktivitas beliau padat, sebisa mungkin kakkselalu menyempatkan diri memasak untuk keluarganya.

"Aneh deh, padahal kan kakak memasak sendiri, makanan sudah terjamin kebersihannya. Terus darimana sih sumber diarenya?" Pikiran itu muncul sekelebat di benak saya. Jujur saja, saya heran dengan asal muasal diare yang diderita Syifa dan anak-anak lain yang juga terkena diare.

Rupanya dinas kesehatan setempat pun tidak tinggal diam dengan banyaknya kasus diare pada anak di kota kami. Tidak lama penyelidikan dilakukan, akhirnya penyebabnya pun berhasil ditemukan.

Berdasarkan hasil cek laboratorium,  ternyata ada beberapa jasa isi air galon yang tidak bersih dan airnya  positif mengandung bakteri E.coli melebihi ambang batas normal. Kemungkinan besar, air galon ini sudah beredar luas ke rumah-rumah dan digunakan pula oleh para pedagang jajanan anak sehingga dalam waktu singkat diare merebak di kalangan anak-anak.

Sebelum saya berangkat kerja, saya pun  menyempatkan diri untuk menjenguk Syifa di Rumah Sakit. Namun melihat kondisinya, saya jadi merasa sedih. Syifa yang biasanya begitu centil dan cerewet saat itu tergolek lemah dengan tangan yang ditusuk jarum infus. Sesekali saya dengar dia masih merengek manja minta dibacakan buku cerita yang dipinjamnya dari perpustakaan. Mungkin karena dia bosan harus berbaring sepanjang hari. 

Ah, saya tahu benar dia bukan tipe anak yang bisa diam. Nenek sering ngomel karena rumahnya berantakan setiap ada Syifa dan saudaranya yang sama-sama aktif. 😂

Namun karena diare, kali ini Syifa harus bersabar untuk dirawat selama 4 hari penuh sampai keadaannya pulih kembali.

Waktu membesuk, saya mengobrol banyak hal dengan kakak, salah satunya tentang diare pada anak. Beliau saat itu menceritakan tentang anak temannya yang baru-baru ini meninggal dunia karena terlambat ditangani saat terkena diare.

Saya lumayan shock mendengarnya, karena dalam ingatan saya, dulu anak itu begitu gemuk dan juga lucu. Saya benar-benar tidak menyangka secepat itu diare bisa merenggutnya. 😢

Wah, Ternyata diare memang tidak bisa dianggap enteng! 😤

Dalam hati, saya memuji kesigapan kakak untuk segera membawa Syifa ke Rumah Sakit begitu ada gejala dehidrasi yang muncul.

Berkaca dari hal tersebut, saya semakin aware dengan bahaya diare. 

Pengalaman Mengatasi diare pada anak
Syifa di infus agar tidak dehidrasi.

Meski sudah berhati-hati, yang namanya sakit datangnya memang nggak bisa diduga. Jum'at pekan lalu, saya sendiri akhirnya terkena diare. 

Kok bisa sih? Setelah saya runutkan kembali, semuanya dimulai ketika saya jajan cilok pada malam sebelumnya. Kebetulan malam itu sepulang dari minimarket, saya melewati jalan tempat si abang cilok mangkal. 

Karena udah ngiler duluan, tanpa pikir panjang saya langsung memutuskan untuk jajan cilok buat dimakan di rumah. Apalagi cilok disana pembelinya sering ramai, pastinya laziz dong. 😜

Ternyata nggak salah, rasanya perpaduan antara gurih dan lembut yang memanjakan lidah, ngemil berdua dengan Abah, cilok itu pun akhirnya ludes dalam sekejap.

Lezat memang, tapi sayangnya, ada satu hal yang tidak cocok dengan perut saya: sambalnya terlalu pedas!

Dan timingnya pas banget, saya makan cilok itu dalam keadaan lambung belum terisi (saya belum makan malam), akibatnya perut saya 'terkejut' dikasih yang pedas-pedas. Dan endingnya, saat subuh tiba saya langsung deh bolak-balik WC. 😓

Untungnya, saya langsung menangani dengan cepat dan tepat, jadi Alhamdulillah diare saya nggak berlangsung lama. Menjelang siang perut saya sudah lebih enakan. 😆

Pengalaman soal diare memang pelajaran berharga. Karena itulah kali ini saya pengen sharing sedikit tentang diare. Apa penyebab, bagaimana pencegahannya, dan juga cara mengatasi diare yang benar berdasarkan pengalaman saya, yuk! 

Tentang Diare.

Perlu kita ketahui juga nih, ternyata diare sendiri ternyata merupakan salah satu mekanisme pertahanan untuk mengeluarkan virus atau bakteri dari dalam tubuh. Jadi pada kasus tertentu, diare sesaat bisa terjadi dan tidak perlu dihentikan, hanya perlu re-hidrasi.

Namun jika diare terjadi pada anak kecil (apalagi pada balita), maka jangan sampai lengah ya, siaga dan selalu, pantau kondisi anak!

Penyebab sakit diare
Penyebab sakit diare.
Bicara tentang penyebab diare, faktornya memang lumayan banyak, misalnya saja faktor makanan (kayak saya tadi, makan makanan kepedesan... hehe), alergi dengan zat tertentu dalam makanan misalnya alergi susu sapi atau kedelai, makanan yang kurang bersih, badan tidak fit, infeksi yang bisa karena bakteri, virus, atau parasit (yang paling sering adalah karena bakteri Escherichia coli yang sebenarnya flora normal di usus, namun kalau populasinya melebihi batas normal bisa menjadi pencetus diare), atau bahkan karena faktor psikologis seperti rasa takut, dan stress, bisa bikin diare juga lho!

Serius lho, ada beberapa orang yang bila gugup jadi sakit perut dan terkena diare, kemarin saya nonton drama korea dr.Frost, kalau nggak salah nama sindromnya itu IBS atau irritated bowel syndrome, yang kalau gugup malah sakit perut dan pengen ke WC.

Ada punya teman yang begini juga nggak? Suami saya begini sih, kalau lagi gugup pasti kena diare... 😂

Cara Mengatasi Diare yang Benar dan Tepat Ala Mama Syuna.


🍥1. Terapi cairan elektrolit untuk mencegah dehidrasi

Diare bisa membunuh, terutama pada anak dan balita. Banyak orang tua yang tidak sadar kalau anaknya sudah dehidrasi parah dan memasuki masa kritis akhirnya tidak tertolong lagi. 🙁

Karena yang berbahaya dari diare sebenarnya bukanlah bakteri, virus atau penyebabnya sendiri, namun efek dehidrasi yang ditimbulkannya.

Karena itu, terapi re-hidrasi adalah langkah pertama untuk semua umur dan juga semua tipe diare.

Apa cairan yang digunakan ?

Saya biasanya pakai oralit atau sediaan elektrolit botolan siap pakai yang dijual bebas di apotek. Jika kepepet, bisa dengan membuat sendiri oralit dirumah dengan melarutkan gula dan garam dengan perbandingan 4:1. Selain itu pemberian cairan lain seperti air sayur dan kaldu juga diperbolehkan. Jangan lupa, pantau berat badan juga karena diare bisa menguras berat badan dengan cepat.



Saat dulu Syuna bayi terkena diare, atas anjuran teman saya yang seorang dokter, saya terus memberikan ASI, bahkan frekuensinya lebih sering daripada biasanya.

Kenapa? Karena ASI juga berperan dalam meningkatkan sistem imunitas tubuh bayi.

Saya sudah membuktikan sendiri, Alhamdulillah, Syuna nggak pernah kena diare berhari-hari, cukup dengan full ASI, biasanya perlahan diarenya membaik sendiri. 

Untuk anak yang mengkonsumsi susu formula, jika penyebab diare pada anak adalah intoleransi laktosa (tidak mampu mencerna laktosa) maka biasanya DSA akan mengganti dengan susu khusus dalam kurun waktu tertentu hingga sistem pencernaan anak stabil.

🍥 2. Mengkonsumsi Suplemen seperti Zinc/Prebiotik

Berdasarkan penelitian selama 20 tahun (1980-2003) oleh WHO, konsumsi Zinc bersama dengan oralit telah terbukti bisa membantu mengobati diare lebih baik dan efektif. Gabungan keduanya bahkan menurunkan angka kematian anak akibat diare hingga 40%. 💖

Zinc juga memperbaiki mukosa usus yang rusak dan dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

Zinc dapat mencegah resiko terulangnya diare hingga 2-3 bulan kedepan setelah anak sembuh dari diare. 

Dulu, waktu belum pindah rumah yang jauh dari mama seperti sekarang, saya selalu punya stok Zinc buat jaga-jaga, soalnya cucu mama kan ada banyaaak... Kalau ada yang menunjukkan diare berlebihan sudah punya persiapan. Apalagi saya juga sering bolak-balik ke tempat mertua di desa yang jaraknya cukup jauh dari apotek dan dokter. ^^

Peraturan minum suplemen Zinc cukup sederhana, berikut ketentuannya:
  • Dosis Zinc untuk balita usia < 6 bulan  ½ tablet (10 mg)/hari 
  • Dosis Zinc untuk anak usia > 6 bulan : 1 tablet (20 mg)/hari 
  • Zinc diberikan satu kali sehari selama 10 hari berturut-turut meskipun sudah diarenya sudah sembuh. 
Selain suplemen Zinc, biasanya pada anak-anak juga dibantu dengan memberikan serbuk probiotik yang mengandung bakteri baik untuk menyeimbangkan flora di saluran cerna. Meski begitu, WHO sendiri belum merekomendasikannya untuk mengobati diare.

🍥 3. Makan dan Minum Jalan Terus

Untuk menyeimbangkan kembali nutrisi dan energi yang terkuras karena diare, saya juga selalu nggak kasih kendor soal makanan.

🍯 Beri makanan yang tidak sepadat biasanya, tapi bisa diberikan lebih sering (per 3-4 jam sekali).

🍯 Setiap porsi makan juga dianjurkan untuk ditambah minyak sayur/VCO 1-2 sendok makan,  penelitian tentang efek minyak selengkapnya bisa dibaca disini.

🍯 Saat diare, mengkonsumsi makanan yang kaya akan Kalium seperti sari buah segar, pisang, atau air kelapa hijau juga sangat bagus untuk mencegah dehidrasi. 

🍯 Pemberian makanan tambahan bahkan  dianjurkan untuk diberi sampai 2 minggu sesudah diare berhenti.

Pokoknya, jangan sampai malnutrisi akibat diare ya 💔

🍥 4. Minum Obat

Obat diare bukan ditujukan untuk menyembuhkan diare (kuratif) tetapi sebagai usaha untuk mengurangi keparahan diare (paliatif), hubungannya kembali pada masalah hidrasi tubuh.

Untuk pengobatan diare pada orang dewasa, saya pribadi di rumah selalu siap sedia obat yang mengandung Attapulgite dan Pektin yang berkhasiat memperbaiki konsistensi feses, menyerap kelebihan air dan toksin penyebab diare. Cocok buat penanganan diare non spesifik. 😉

Kalau diare, perlu nggak pakai antibiotik?

Hmmm... tergantung jenis diarenya dulu. Saya selalu konsultasi dengan dokter untuk pemberian antibiotika pencernaan, apalagi jika itu untuk anak.

Biasanya feses anak akan diperiksa terlebih dahulu di laboratorium. Jika memang ada indikasi penyebab lain dalam diare (misalnya disentri), maka barulah dokter akan memberikan antibiotik yang tepat sesuai dengan penyakitnya.

Dosis antibiotika akan dihitung dengan berdasarkan berat badan. Karena itu sangat tidak dianjurkan dikonsumsi tanpa pengawasan karena bisa berakibat resistensi alias bakteri kebal terhadap antibiotik. 

Konsultasi dulu ke dokter dan apoteker, ya. 😉

Untuk ibu hamil dan menyusui biasanya pengobatan diare juga harus dikonsultasikan dengan dokter terlebih dahulu.

🍥 5. Berobat Sendiri Sudah  2 Hari Nggak Sembuh-sembuh? Saatnya Ke Dokter!

Apalagi jika diare semakin parah atau jika mulai menunjukkan tanda-tanda dehidrasi, jangan menunda-nunda terlalu lama. segera periksakan anak Anda ke dokter.

Seperti pengalaman kakak saya waktu Syifa terkena diare diatas. Beliau langsung gas naik sepeda motor dengan membonceng anak-anak ke UGD. 😁


Pada anak/balita yang memakai pospak, saat diare saya sarankan stop dulu pemakaian pospaknya, untuk sementara waktu beralih dulu ke celana kain guna memantau frekuensi BAB-nya.

Kan kalau pakai pospak, berapa kali BAB anak kan tidak bisa diketahui... Nggak apa-apa deh ribet sedikit, yang penting diarenya bisa terpantau 😁

🌱🌱🌱

Cara Mencegah Diare

Untuk langkah pencegahan, yuk lakukan beberapa hal berikut:

1. Cuci tangan dengan menggunakan sabun. 

Ingat ya, cuci tangannya pakai sabun, bukan cuma sekedar pakai air ^^

Kenapa harus pakai sabun? karena jika cuci tangan hanya dengan menggunakan air, maka cuma bisa membunuh 10% kuman, tapi kalau pakai sabun, persentase kuman yang mati sekitar 80%. Nah, jauh banget kan bedanya? 😁

Saking pentingnya cuci tangan dengan menggunakan sabun ini, ada lho hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia. Nggak heran dong, soalnya cuci tangan pakai sabun sangat penting peranannya dalam mencegah penyebaran penyakit, makanya sedang digalakkan dimana-mana. ^^

Selain memakai sabun, cuci tangan juga nggak sembarangan cuci tangan, ternyata ada ilmunya juga!

Menurut WHO, ada 6 langkah efektif mencuci tangan agar tidak ada celah yang terlewatkan dan memperoleh kebersihan maksimal. Simak gambar berikut ya!


sumber

2. Jaga kebersihan makanan dan peralatannya.

🌸 Makan makanan yang sudah dimasak matang untuk mencegah adanya bakteri, virus, atau parasit masuk ke dalam tubuh.

🌸 Jika anak minum susu formula, maka pastikan kebersihan dan kesterilan dot/botol yang digunakan.

🌸 Pilih dan masak bahan makanan yang masih segar dan terjaga kebersihannya.

3. Tutup makanan dengan menggunakan tudung makan atau simpan ke dalam kulkas agar tidak terkontaminasi dari lalat atau binatang lainnya.

"Jangan tinggalkan sisa makanan di atas meja tanpa ada perlindungan", mama sering sekali menasehati saya soal ini.

Nggak heran sih, soalnya daerah dapur seringkali punya banyak 'tamu' yang bisa membawa penyakit. Tak jarang ada lalat, semut, atau cicak  berkeliaran di dapur, seakan-akan sudah mengintai saat kita meletakkan piring makan ke atas meja.

Karena itu saya biasanya langsung menyimpan sisa makanan di dalam kulkas.

4. Minum air yang bersih (air matang)

Buat saya, idealnya sih tetap minum air yang sudah direbus ya.. Hehe.
*kebiasaan hidup di kampung 😂

Tapi karena ini zaman modern, punya hape biar keren, sebenarnya mengkonsumsi air galon juga bukan masalah, kok.

Namun pastikan air galon yang akan dikonsumsi sudah sesuai dengan SNI, memiliki izin BPOM, dan masih belum kadaluwarsa.

Jangan sampai mengkonsumsi air galon terkontaminasi seperti kasus keponakan saya ya. 😁

5. Menjaga kebersihan lingkungan &amp; diri

🌷Cuci tangan seperti poin no.1, terutama sebelum dan sesudah makan serta setelah buang air besar dan kecil.

🌷 Jaga kebersihan rumah, terutama jika ada anak kecil dan balita. Terkadang anak/balita suka memungut dan memakan makanan yang sudah jatuh ke lantai, karena itu sangat penting menjaga lantai dan mainan untuk tetap bersih.

🌷Gunakan jamban untuk BAB, jangan lupa untuk memakai handuk masing-masing untuk kebersihan pribadi. ^^


Semoga pengalaman saya mengatasi diare keluarga dan sharing hal-hal seputar diare diatas bermanfaat, jangan lupa untuk selalu melakukan tindakan pencegahannya mulai saat ini ya ^^

Yuk, jangan panik dan atasi diare dengan tepat dan benar agar seluruh anggota keluarga sehat terbebas dari diare!

Referensi:
🌸 Buku Saku LINTAS DEPKES RI
🌸 www.kalbemed.com
🌸 www.idai.or.id
22 comments

22 comments

Halo, terimakasih banyak sudah mampir yaa :)
Silakan tinggalkan komentar, Insya Allah saya kunjungi balik ^^
  • Nurul Sufitri
    Nurul Sufitri
    Thursday, 05 April, 2018
    Pisang dan apel itu bagus loh untuk mengatasi dan mencegah penyakit diare. Memang kita mesti bener2 menjaga kebersihan diri dan lingkungan supaya ga terkena bakteri E-Coli dan sejenisnya. Entrostop memang terpercaya sejak lama menyembuhkan diare ya mbk. Syifa smg sehat terus... ����
    • Nurul Sufitri
      Zulaeha Achmad
      Friday, 13 April, 2018
      Terimakasih mba Nurul... Iyups, buah-buahan katanya bagus ya buat memperbaiki kondisi pasien diare. :D
    Reply
  • Ika Maya Susanti
    Ika Maya Susanti
    Tuesday, 03 April, 2018
    Nah iya, kalau diare kan seharusnya makan minum tetap nggak berubah ya. Tapi kok herannya kenapa ya kalau pas diare, tiap habis makan, eh, malah keluar diarenya. Ini kondisi yang sering saya bingung nih...
    • Ika Maya Susanti
      Zulaeha Achmad
      Wednesday, 04 April, 2018
      Berhubungan sama kerja motorik saluran pencernaan Mbak, buat ngeluarin kuman disana tubuh punya sistemnya sendiri, salah satunya ya lewat BAB (diare).
    Reply
  • Farida Pane
    Farida Pane
    Tuesday, 03 April, 2018
    wah, lengkap nian. jadi makin banyak tahu tentang diare. terimakasih sharingnya :)
    • Farida Pane
      Zulaeha Achmad
      Wednesday, 04 April, 2018
      Semoga bermanfaat. Terimakasih sudah mampir :D
    Reply
  • Icha Faizah
    Icha Faizah
    Tuesday, 03 April, 2018
    Anakku pernah sekali kena diare, dan itu repot banget nget. Emang penting ya jaga kebersihan tuh biar ga gampang kena sakit diare, dll.
    • Icha Faizah
      Zulaeha Achmad
      Wednesday, 04 April, 2018
      Iya, menjaga kebersihan emang manfaatnya itu banyak banget :D
    Reply
  • antung apriana
    antung apriana
    Monday, 02 April, 2018
    waah lengkap banget ini pemaparannya. jadi ingat temanku anaknya juga kena diare trus meninggal. sejak saat itu aku nggak mau menganggap enteng diare lagi. apalagi beberapa waktu lalu sempat kena juga dan asli lemes banget badan dibuatnya
    • antung apriana
      Zulaeha
      Tuesday, 03 April, 2018
      Iya, kasus begitu bikin sedih ya mba Antung. Kadang malah org yg nggak disangka-sangka.. Anak yg gemuk justru harus semakin kita waspadai dehidrasinya.
    Reply
  • Rindang Yuliani
    Rindang Yuliani
    Monday, 02 April, 2018
    Ngeri ya Mbak kalau sdh kena diare begini, apalagi bayi. Kasihan. Mesti harus cek kebersihan air galon di rumah ya, supaya dipastikan tidak mengandung E.coli. Jajan sembarangan juga mesti hati2, harus higinies.
    • Rindang Yuliani
      Zulaeha Achmad
      Tuesday, 03 April, 2018
      Habis itu kemarin keponakanku jadi makin sering bawa botol minuman sendiri dari rumah, cemilan juga dikasih satu box masing-masing sama kakakku Mbak. Kapok banget jajan sembarangan.
    Reply
  • Unknown
    Unknown
    Monday, 02 April, 2018
    Uwaaa tips pencegahannya lengkap banget *langsungcatat*

    Kalo aku biasanya kena diare kalo pas perjalanan jauh kaya Banjar-Jawa-Banjar. Nggak tau juga kenapa bisa gitu. Apa karena kecapekan atau perubahan cuaca, soalnya rumah mertua di Jawa tu cuacanya dingin banget.
    • Unknown
      Zulaeha Achmad
      Tuesday, 03 April, 2018
      Semoga bermanfaat ya Mba Gita :D

      Aku pernah baca soal traveller diarrhea. Mungkin kayak yang Mba Gita alami kali ya? Soalnya diare tipe itu bila pas lagi travelling aja munculnya.
    Reply
  • Ruli retno
    Ruli retno
    Sunday, 01 April, 2018
    Aku baru ngerti kenapa tiap anakku diare di resepkan zinc. Ternyata fungsinya penting
    • Ruli retno
      Zulaeha Achmad
      Tuesday, 03 April, 2018
      Sip mba Ruli, buat daya tahan pencernaan
    Reply
  • Nailiya Nikmah
    Nailiya Nikmah
    Sunday, 01 April, 2018
    Rata-rata anakku waktu balita pernah kena diare. Alhamdulillah tertangani dengan baik karena aku langsung bawa ke dokter anak. Waktu anak balita aku suka panik kalau anak sakit. Apalagi si kembar. Mereka kalau sakit pasti minta bawa ke dokter.
    • Nailiya Nikmah
      Zulaeha Achmad
      Tuesday, 03 April, 2018
      Betul Bu Nai, kalau diare nggak bisa main-main penangannya. Harus serius.
    Reply
  • Latifika Sumanti
    Latifika Sumanti
    Saturday, 31 March, 2018
    Mba, lengkaaap banget ini penjelasannya. Dan bener banget kalo diare itu sebenarnya mekanisme tubuh untuk mengeluarkan racun jadi yang diperlukan tubuh adalah suplemen yang bisa mensuport kinerja usus saat itu.Btw, aku juga kalo demam panggung biasanya mules2, hahaha, sungguh tak anggun sama sekali 😂
    • Latifika Sumanti
      Zulaeha Achmad
      Tuesday, 03 April, 2018
      Mba Fikaa... Aku juga suka mules kalau mau maju atau presentasi. Tapi untungnya nggak sampai diare sih. Haha
    Reply
  • SHOVYA
    SHOVYA
    Saturday, 31 March, 2018
    Abang olon rancak banar kena diare kalo makan sambal, padahal doyan banget makan sambal, tiap hari ngulek :D
    • SHOVYA
      Zulaeha Achmad
      Saturday, 31 March, 2018
      Oboy, Napa jadi sama banar kelakuan kaya olon Kaka pian tuh :p
    Reply